BAB I
PENDAHULAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di Indonesia. Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk di industrialisasi telah lama dikembangkan, dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di komersialisasikan. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan Gas Bumi (Migas) dalam mempertahankan ketahanan energi di Indonesia. Boienegi merupakan salah satu terbarukan yang sangat mungkin dikembangkan.
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk menjadi lumbung Bioenergi dunia. Potensi yang benar-benar tidak dapat diabaikan adalah tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang potensial sebagai sumber bahan baku bioenergi. Salah satu bioenergi yang bisa dikembangkan adalah buah blimbing wuluh rasa yang sangat asam dengan warna hijau dan bentuk yang kecil sangat banyak dan mudah ditemui. Penanaman buah blimbing wuluh sangat mudah perawatannya dan pengembangannya, serta harganyapyn sangat murah. Dalam penempatannya sebagai sumbar energi listrik proses rangkaiannya sangat mudah dan murah. Yaitu blimbing diblender atau diparut kemudian ditiriskan untuk diambil airnya, setelah itu dimasukan kedalam gelas plastik yang sudah dimasukkan tanah liat, kemudian tancapkan 2 buah elektroda tembaga dan seng, dan sambungkan kedua ujung elektoroda dengan kabel ke lampu, maka lampu akan menyala.
Rumusan Masalah
Berapa campuran antara tanah liat dengan blimbing wuluh agar dapat menghasilkan energi listrik.
Berapa banyak blimbing wuluh yang dibutuhkan pada rangkaian untuk menghasilkan energi listrik.
Bagaimana cara merangkainya.
Batasan Masalah
Volume gelas atau wadah yang digunakan.
Luas penampang plat Seng dan Tembaga.
Media yang digunakan buah Blimbing Wuluh dan tanah liat.
Tujuan
Pada akhir penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan buah Blimbing Wuluh sebagai sumber energi listrik. Kemudian dapat mengetahui berapa besarnya daya listrik yang dihasilkan oleh buah blimbing wuluh.
BAB II
LANDASAN TEORI
Energi
Energi dari suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu usaha. Satuan energi adalah Joule. Dalam ilmu fisika energi terbagi dalam berbagai macam/jenis, antara lain :
energi potensial
energi kinetik/kinetis
energi panas
energi air
energi batu bara
energi minyak bumi
energi listrik
energi matahari
energi angin
energi kimia
energi nuklir
energi gas bumi
energi ombak dan gelombang
energi minyak bumi
energi mekanik/mekanis
energi cahaya
energi listrik
dan lain sebagainya
Energi listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain. Energi yang dihasilkan ini dapat berasal dari berbagai sumber misalnya, air, minyak, batu bara, angin, panas bumi, nuklir, matahari dan lainnya. Energi ini besarnya dari beberapa volt sampai ribuan hingga jutaan volt.
Blimbing Wuluh
Belimbing Sayur, Belimbing Wuluh, Belimbing Buluh, atau Belimbing Asam adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Myanmar. Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu.
Sifat Asam
Berkaitan sifat asam dari yang dihasilkan dari buah Averrhoa Bilimbi kita tahu bahwa cairan yang digunakan dalam sebuah Akumulator adalah cairan yang mengandung tingkat keasaman tinggi. Cairan Akumulator yang biasanya digunakan adalah Asam Sulfat encer (H2SO4). Pada umumnya, bila Akumulator terus menerus digunakan, aliran Akumulator akan habis dan Akumulator tidak dapat berfungsi kembali. Artinya kita harus me-charge kembali Akumulator agar Akumulator dapat berfungsi kembali. Selain itu saat ini harga aki relative mahal, oleh karena itu banyak yang mencoba menggunakan alternatife lain untuk mengganti cairan aki. Saat ini, penelitian mengenai energi alternatife lebih dititik beratkan kepada energi alternatife yang menggunakan bahan-bahan alami dan bersumber dari alam. Elektrolit dalam Batu Baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat asam dapat menjadi Elektrolit. (Sutikno, 2008).
Khasiat Dari Buah Belimbing Wuluh
Adapun khasiat dari Belimbing Wuluh adalah sebagai berikut :
Jerawat
Tekanan Darah Tinggi
Obat Batuk
Diabetes
Gondongan
Rematik
Pegal Linu
Panu
Tanah Liat
Lempung atau Tanah Liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan Silika dan/atau Aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, Silikon, Oksigen, dan Aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh Asam Karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis Mineral Lempung yang mendominasinya. Mineral Lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan Oksida Silikon dan oksida Aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu Oksida Silikon dan satu Oksida Aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan Oksida Silikon dan satu lapis Oksida Aluminium. Mineral Lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor Atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.Selain itu unsur ini memiliki Korosi yang lambat sekali.
Sifat-Sifat
Tembaga memiliki warna kemerah-merahan. Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk aliran Elektron (kedua setelah Perak dalam hal ini).
Kegunaan
Industri elektrik merupakan konsumen terbesar unsur ini. Campuran logam besi yang memakai Tembaga seperti Brass dan Perunggu sangat penting. Semua koin-koin di Amerika dan logam-logam senjata mengandung Tembaga. Tembaga memiliki kegunaan yang luas sebagai racun pertanian dan sebagai Algisida dalam pemurnian air. Senyawa-senyawa Tembaga seperti solusi Fehling banyak digunakan di bidang kimia analitik untuk tes gula.
Seng
Seng (bahasa Belanda: Zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor Atom 30, dan massa Atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi Seng mirip dengan Magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki Keadaan Oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih Seng yang paling banyak ditambang adalah Sfalerit (Seng Sulfida).
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan Seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, Diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi Seng yang berlebihan dapat menyebabkan Ataksia, lemah lesu, dan defisiensi Tembaga.
Sifat sifat fisik
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat Diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan Seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal Heksagonal.
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, Seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur Seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain Raksa dan Kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung Seng. Salah satu contohnya adalah Kuningan (aloi Seng dan Tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan Seng adalah Aluminium, Antimon, Bismut, Emas, Besi, Timbal, Raksa, Perak, Timah, Magnesium, Kobalt, Nikel, Telurium, dan Natrium. Walaupun Seng maupun Zirkonium tidak bersifat Feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan Feromagnetisme di bawah suhu 35 K.
Sifat kimiawi
Seng memiliki Konfigurasi Elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 Tabel Periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan Reduktor kuat. Permukaan logam Seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan Seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan Karbondioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap Seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya. Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung Seng karbonat dan reaksi Seng dengan air yang ada akan melepaskan gas Hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, Elektron pada kelopak Elektron terluar s akan terlepas, dan ion Seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan Elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan. Penguapan Seng yang dikombinasikan dengan Seng klorida pada temperatur di atas 285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa Seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa Seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa Seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi Seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan Tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion Seng dan Magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks Seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.
Reaksi Redoks
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) Atom-Atom dalam sebuah reaksi kimia. Istilah Redoks berasal dari dua konsep, yaitu Reduksi dan Oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut :
Oksidasi menjelaskan pelepasan Elektron oleh sebuah Molekul, Atom, atau Ion
Reduksi menjelaskan penambahan Elektron oleh sebuah Molekul, Atom, atau Ion.
Pada reaksi ini Atom Zn sebelum reaksi mempunyai bilangann oksidasi nol setelah reaksi berubah menjadi 2+. Begitu juga ion Cu²+ mengalami perubahan dari 2+ sebelum reaksi menjadi nol setelah reaksi selesai. Akibat pelepasan Elektron yang bermuatan negative ini Atom Zn dengan bilangan oksidasi nol berubah menjadi ion yang bermuatan 2+ dan masuk ke dalam larutan. Ion Tembaga yang punya bilangan oksidasi 2+ setelah menerima Elektron (dari Zn) berubah menjadi Atom Cu yang biloknya sama dengan nol. Atom Cu yang terbentuk menempel pada permukaan logam Seng.
Oksidasi berlangsung 2 hal :
Pelepasan Elektron
Penaikan bilangan oksidasi
Reduksi berlangsung 2 hal :
Pengambilan Elektron
Penurunan bilangan oksidasi
Reaksi oksodasi selalu sejalan dengan reaksi reduksi, Reaksi Oksidasi tidak akan berlangsung bila tidak ada Reaksi Reduksi yang bias menerima Elektron dari Reaksi Oksidasi tadi. Gabungan dari reaksi oksidasi dan reduksi ini disebut reaksi reduksi-oksidai atau reaksi redoks. Kalau reaksi redoks sebagai 1 kesatuan reaksi, maka Reaksi Oksidasi dan reduksinya disebut ½ Reaksi Oksidasi dan ½ reaksi reduksi.
Berikut merupakan reaksi redoks Atom Zn dan ion Cu :
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
½ oksidasi : Zn Zn2+ + 2e-
½ reduksi : Cu2+ + 2e- Cu
Gambar Rangakain
Kerterangan :
Kabel
Tembaga
Seng
Gelas plastik
Campuran air blimbing wuluh dan tanah liat
lampu
Kuat Arus
Untuk mengetahui besarnya kuat arus dapat dihitung dengan rumus :
I=V/R
Dimana :
I = Kuat Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
V = Tegangan (Volt)
Tegangan
V = I . R
Dimana :
V = Tegangan Listrik (Volt)
R = Hambatan Listrik (Ohm)
I = Kuat Arus (Ampere)
Hambatan
R=V/I
Dimana :
R = Hambatan (Ohm)
V = Tegangan (Volt)
I = Kuat Arus (Ampere)
Daya Listrik
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. Satuan SI daya listrik adalah Watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik).
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai.
Untuk mencari daya listrik dapat dihitung dengan rumus :
P = V.I
Dimana :
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Kuat arus (Ampere)
BAB III
Metode Penelitian
Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di laboraturium terpadu jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro, tepatnya pada tanggal 4-5 oktober 2010.
Bahan Dan Alat Yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam rangkaian ini antara lain adalah sebagai berikut :
Lempengan Seng = 6 buah (dengan ukuran 10 . 4 cm)
Lempengan tembaga = 6 buah (dengan ukuran 10 . 4 cm)
Gelas plastik = 6 buah (volume 250 ml)
Kabel = 7 potong (masing-masing panjang 15 cm)
Blender = 1buah
Tanah liat = 960 gram
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Neraca = 1 buah
Mulytester = 1 buah
Lampu = 1 buah (tegangan 3 volt)
Cara Merakit
Blender Blimbing Wuluh sampai halus (jus belimbing wuluh).
Siapkan gelas plastik dan diisi dengan tanah liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah).
Masukan jus Blimbing Wuluh tersebut ke dalam gelas plastik yang sudah diisi tanah.
Susun berderet gelas yang sudah diisi tanah dan jus blimbing wuluh.
Buat rangkaian elektroda dengan menyambungkan antara lempeng Tembaga dan lempeng Seng menggunakan kabel 15 cm.
Susun rangkaian elektroda tersebut ke dalam gelas-gelas tanah yang telah disiapkan sebelumnya, dengan susunan lempeng Tembaga-lempeng Seng-lempeng Tembaga dan begitu seterusnya, jadi satu gelas akan berisi susunan satu lempeng Tembaga dan satu lempeng Seng dari rangkaian elektroda yang berbeda.
Siapkan dua rangkaian elektroda dengan kabel yang lebih panjang dan hanya menggunakan satu lempeng saja, satu Tembaga dan satu Seng. Untuk gelas terluar (gelas pertama dan terakhir yang hanya memiliki satu lempeng: gelas pertama lempeng Tembaga dan gelas terakhir lempeng Seng) disambungkan dengan rangkaian elektroda baru ini. Gelas pertama dengan yang rangkaian Seng, gelas terakhir disambungkan dengan rangkaian Tembaga. Ujung dari dua kabel rangkaian terakhir inilah yang akan disambungkan dengan multytester (alat pengukur tegangan listrik/kuat arus).
Proses Kerja
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pembentukan rangkain ini, antara lain
Elektrodanya harus dari bahan penghantar listrik.
Kedua macam elektrodanya harus dari bahan yang berbeda.
Elektrolitnya harus mengandung asam,basa atau garam,sehingga larutan itu merupakan penghantar listrik.
Arus listrik yang di hasilkan dapat di perbesar degan jalan menambah luas permukaan elektroda yang terhubung langsung dgn elektrolit namun hal ini tidak berpengaruh pada tegangan.
Adapun proses kerja dari rangkain ini adalah Apabila 2 elektroda yang terdiri dari plat Tembaga (Cu) sebagai Anoda dan plat Seng (Zn) sebagai katoda ditancapkan dalam tanah yang sudah dicampur dengan air blimbing wuluh, Gerakan Elektron yang mengalir di dalam campuran tersebut akan memisahkan ion-ion itu secara kimiawi menjadi dua yaitu menjadi ion-ion positip (H+) dan ion-ion negatip(So4-) yang mempunyai kelebihan Elektron-Elektron, pemisahan ini di sebut dengan elektrolise. selanjutnya ion-ion(H+]) menuju batang Tembaga (Cu), memberi isi positip pada batang Tembaga itu. - kemudian ion-ion negatip (SO4-) bergerak menuju batang Seng dan memberi isi negatip pada batang Seng tersebut. Proses kimia yang terjadi di dalam campuran menghasilkan suatu tegangan listrik antara Tembaga dan Seng, bila kedua plat di hubungkan dengan kawat, mengalirlah arus dari positip [+] ke negatip [-]. Dari peristiwa ini ternyata Elektron-Elekton bergerak dari Katoda ke Anoda di luar cairan kemudian diangkut kembali ke Katoda di dalam cairan hal ini di sebabkan adanya Gaya Gerak Listrik (GGL) yang di hasilkan di dalam rendaman Elektrolit tersebut , timbulnya GGL di sebabkan bekerjanya kekuatan dari dalam yang ada di antara ke dua Elektroda itu sendiri, selama GGL masih cukup kuat belum menjadi lemah untuk mendorong Elektron-Elektron pada penghantar selama itu pula arus listrik akan berlangsung terus.
Flow Chat/Alur Kerja
BAB IV
PEMBAHASAN
Energi yang di Hasilkan
Setelah komponen dirakit, maka rangkain akan menghasilkan energi. Adapun energi yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :
Kuat Arus
Untuk satu buah gelas plastik yang sudah dirangkai dan telah diketahui hambatan dalamnya 0,05 Ω, dan tegangan 0,5 volt. Maka besarnya arus listrik yang mengalir adalah :
Diketahui :
R = 0,05 Ω
V = 0,5 Volt
Ditanya : I = ….?
I=V/R
Dimana
I = Kuat Arus (Amapere)
V = Tegangan (Volt)
R = Hambatan (Ohm)
Jawab :
I=V/R
I =0,5/0,05
I = 10 Ampere
Tegangan
Dengan menggunakan alat Multytester, maka tegangan 1 gelas yang sudah dirakit masing-masing bisa diketahui, yaitu 0,5 volt. Dan kuat arus dalam rangkaian 10 Ampere. Atau dapat kita hitung dengan menggunakan rumus :
V = I . R
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Kuat Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Ditanya : V = ….?
Jawab :
V = I . R
V = 10 . 0,05
V = 0,5 volt.
Hambatan
Setelah kita menghitung kuat arus dan tegangan, maka dapat diketahui besarnya hambatan yang ada dalam rangkaian.
R=V/I
Dimana :
R = Hambatan (Ohm)
V = Tegangan (Volt)
I = Kuat Arus (Ampere)
Ditanya : R = ….?
Jawab :
R=V/I
R=0,5/10
R = 0,05 Ω
Daya Listrik
Karena tegangan dan hambatan telah diketahui, maka daya listrik dapat kita hitung dengan rumus :
Diketahui :
V = 0,5 Volt
I = 10 A
Ditanya : P = ….?
Jawab :
P = V.I
Dimana :
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Kuat Arus (Ampere)
P = V.I
P = 0,5 . 10
P = 5 Watt
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Blimbing Wuluh merupakan buah yang sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan manusia, khususnya dalam dunia kelistrikan. Apalagi diproduksi secara besar-besaran maka ini merupakan bioenergi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di bumi ini. Dalam masa mendatang diharapkan pemerintah dapat mengolah Blimbing Wuluh sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kelistrikan.
Saran
Untuk daerah pelosok yang belum terjangkau listrik, metode ini sangat membantu sekali, apalagi biaya operasional dalam pembuatan rangkaian ini sangatlah murah. Dibanding dengan turbin air yang harus mengeluarkan biaya yang cukup besar dan perlu adanya tekanan air. Kalau memang di kemudian hari energi listrik habis karena bahan bakar habis, maka salah satu alternatife pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan zat asam yang dapat dihasilkan dari buah blimbing wuluh.
No comments:
Post a Comment